Seminggu setelah perayaan Imlek, saudara saudara ber etnis Tionghoa kembali merayakan 'hari mereka', Lontong Cap Gomeh. di Jogja pekan budaya ini sudah ke 6 kalinya berjalan. berlangsung selama 5 hari sejak tanggal 13 februari dan berakhir 17 februari. Lokasinya di kampung ketandan - malioboro. di ujung jalan dibangun gerbang kemakmuran. begitu kita masuk...sepanjang jalan hingga ke belakang hotel melia purosani full dengan stand stand kuliner dan pernak pernik bertema imlek.
semalam saya datang kesana bersama
@MasayuRennya. kita sempat ngelirik rumah fortune teller & tarot. tapi karna antrian nya panjang, ngga jadi ikutan antri. ada juga stage untuk pertunjukkan tarian dan atraksi Tionghoa. pas kita kesana, lagi ada wushu show. dan yang paling bikin kita betah berlama disini adalah lihat kelinci kelinci yang ditaruh di dalam sangkar kayu, dijual dengan harga Rp 60.000,- dan di namakan
LUCKY RABBIT oleh di penjual. mereka yang percaya bahwa dengan memiliki kelinci mendatangkan rejeki, maka nggak tanggung tanggung...sekali membeli 2 kelinci dibawa pulang.
soal kuliner jangan tanya. banyak pilihan! tapi ngga semua kuliner disana non halal. karena juga banyak kok stand stand kuliner yang udah 'ramah' di telinga kita pasang booth disana. setelah jalan dari ujung ke ujung, pilihan kita jatuh ke nasi goreng putih dan dimsum siomay. karena enak, saya berencana kembali lagi :)) . btw biasanya kuliner dan panganan orang orang chinese itu terkenal enak enak kan? yang bisa makan daging B2 seperti saya, wuahhhh dijamin bingung mau makan di kedai a, b atau c ya.... ;p tapi berhubung saya datang bersama teman yang beragama muslim, jadi saya menghindari cari tempat makan berbau 'ngok'.. :)
saya dan teman senang ketika acara acara semacam ini terus ada dan dikembangkan. karena dari situ kita bisa belajar mengenal dan menghargai adanya perbedaan dan kekhasan dari masing masing kepercayaan dan budaya.
"thanks to alm. Gus Dur karna beliau lah yang mengangkat dan memungkinkan saudara saudara kaum Tionghoa mendapatkan tempat yang sama untuk mengembangkan tradisi mereka di Indonesia"
bahkan saya dan reny sempat share gimana kalau diadakan juga pekan budaya holland di seputaran
kotabaru yang dulunya memang kampungnya para londo. kalau kata saya sih...
"perbedaan jangan disikapi dengan kebencian, tapi dengan cinta". karna dengan cinta kita jadi punya alasan untuk mau mengenal menerima.